13 Juli 2012

Memaafkan Orang Lain


Sambil nunggu mas ku pulang kantor...aku coba share tulisan dari Ust. H. Zulhamdi M. Saad, Lc

Semoga bermanfaat...

"Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. Apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian? " (QS. An Nuur: 22)

Memaafkan orang yang memusuhi dan menyakiti adalah hal berat bagi seseorang jika telah disakiti, apalagi saat ia dapat melakukan balas dendam atas perbuatan itu. Namun memaafkan adalah satu perbuatan yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, bahkan juga dapat meninggikan martabat seseorang dalam pandangan masyarakat dan musuh sekalipun. Oleh sebab itulah memaafkan bukan hanya penting namun juga kebutuhan. Diantara sebab pentingnya memaafkan antara lain:

Pertama, Memberi maaf merupakan perintah Allah yang dijanjikan dengan pahala besar bagi mereka yang memaafkan, sebagaimana firman Allah:

"Ambillah jalan maaf, dan ajaklah dengan cara yang lemah lembut dan berpalinglah dari orang orang yang jahil."(QS. Al A'raf: 199)

"... dan orang-orang yang dapat menahan meluapnya kemarahan dan yang suka memaafkan orang lain dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."(QS. Ali Imran: 134)

"Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya. Barangsiapa yang memaafkan dan berlaku damai, pahalanya ada di tangan Allah."(Q.S As Syuraa: 40)

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang dapat menahan luapan amarahnya, sedang ia mampu melampiaskannya, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat dihadapan semua makhluk dan mempersilahkannya untuk memilih bidadari yang ia kehendaki." (HR. Ahmad)

Rasulullah saw juga bersada: “Semua amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap jum’at (pekan) dua kali; hari senin dan hari kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan. Difirmankan kepada malaikat: ”Tinggalkanlah atau tangguhkanlah (pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai”. (HR Muslim)

Kedua, Memberi maaf akan mendapatkan banyak manfaat di dunia.

Selain mendapatkan ganjaran akherat sebagaimana dalam ayat-ayat Al Quran dan hadits di atas, memaafkan ternyata juga akan mendatangkan banyak manfaat di dunia.

Ketika seseorang memaafkan orang lain dan kemudian mengikhlaskannya, dengan segera ia merasa lebih ringan dan lebih bahagia. Ketika pemikiran-pemikiran yang mengandung kemarahan dan kekecewaan mulai menghilang, benak seseorang sesungguhnya dengan segera akan terisi dengan pemikiran-pemikiran yang positif. Ia akan dapat memiliki lebih banyak lagi energi dan antusiasme, akan merasa lebih kuat dan lebih percaya diri.

Menurut penelitian, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress, susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.

Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah.

Ketiga, Maaf adalah kata kunci untuk membuka pintu dendam dan belenggu kebencian. "Maaf mengandung sebuah kekuatan yang sanggup mematahkan rantai kepahitan dan keterikatan pada sifat mementingkan diri," demikianlah ungkapan manis yang keluar dari seorang yang bernama William Arthur Ward.

Kebencian kronis mempunyai efek melemahkan seseorang. Ini menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan terluka dari waktu ke waktu. Emosi ini melepaskan hormon kortisol pada sistem tubuh. Di sisi lain, belajar untuk memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, antara lain: meningkatkan respon imunitas, menurunkan tekanan darah, meningkatkan tidur, mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan harga diri dan memberikan ketenangan pikiran.

Lalu bagaimana cara memaafkan diri sendiri dan orang lain?

Pertama: Memohon kepada Allah kelapangan hati serta yakin pada janji Allah, bahwa Ia telah menyediakan pahala yang besar buat kita.

Dengan pertolongan Allah dan hati yang lapang berusahalah untuk memaafkan siapa saja dan apa saja menjelang tidur kita, tak peduli apa yang sudah mereka lakukan kepada kita. Seperti dalam sebuah hadits yang masyhur bahwa Rasulullah memuji seorang sahabat yang biasa saja dalam hal ibadahnya namun ia dikatakan calon penghuni surga, dengan sebuah amalan sederhana, yaitu memaafkan siapa saja pada hari itu yang menyakitinya menjelang tidur.

Kedua: Menerima situasi dan berprasangka baik kepada Allah dalam menjalani hidup ke depan. Bahwa apa yang terjadi di masa lalu tidak dapat dikembalikan. Oleh sebab itu, terimalah kenyataan. Tidak ada yang sempurna, semua orang pernah membuat kesalahan. Sehingga kita tidak lagi menciptakan emosi yang sama berulang dalam pikiran.

Ketiga: Menjauhi sikap negatif. Tidak menanam dan membiarkan kalimat-kalimat negatif tumbuh dan menjalar dalam memori kita, seperti ucapan “Saya tidak akan pernah bisa memaafkannya” atau “Saya tidak akan pernah melupakan apa yang ia lakukan kepada saya”, dan sebagainya. Karena sikap seperti itu hanya akan menambah kekotoran hati dan menambah dosa.

Keempat: Memperbaiki diri sendiri, kemudian berusaha maju. Jika kita berpikir ada orang lain yang bersalah kepada kita, coba dekati orang itu, berbicaralah padanya dan minta maaf. Dengan cara ini, kita meredakan diri sendiri dari penyiksaan batin karena berpikir terus tentang hal ini. Mark Twain menulis, “Memaafkan adalah keharuman bunga violet yang memancar dari tumit yang menginjaknya.”

Karena itu, mari jadikan diri kita pribadi yang mampu memaafkan kesalahan orang lain, mampu menerima dengan lapang dada setiap kritikan, bagaimana pun pedih dan sakitnya. Karena dengan demikian kita akan terbebas dari beban batin, akan menjadi orang yang bahagia, karena mampu menghindari keburukan, dengan tidak membalas suatu keburukan dengan keburukan. Energi kita tidak terkuras untuk hak-hal yang tak bermanfaat, dan silaturahim tetap terjaga. Wallahu a'lam bishowab.

.....karna sebentar lagi puasa...aku dan mas Heru mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh rekan-rekan semua...semoga Allah memberkahi amal ibadah kita di dunia...Amiiinnn

Tidak ada komentar: