02 Februari 2012

Cermin Diri

oleh: Ratih Ayuningtyas

Sebelum kita memberikan cermin kepada orang lain, sebaiknya kita lebih dulu bercermin pada diri sendiri. Pantaskah kita membenci orang lain? Sedangkan perilaku kita buruk. Pantaskah kita menghina orang lain sedangkan diri kita hina. Pantaskah kita membicarakan aib orang lain sedangkan diri kita sudah penuh dengan aib buruk. Sungguh, Maha suci Allah dengan segala asmanya.

Seringkali diantara kita membicarakan orang lain dengan komentar atau kritik yang tidak mengenakan, tanpa disadari bahwa diri kita lebih buruk dari orang yang kita bicarakan itu. Astagfirullah…Bercerminlah kawan sebelum kita memberikan cermin kepada orang lain. “Mulutmu adala harimaumu”, Apa yang kita bicarakan bisa menjadi boomerang untuk diri kita. Apa yang kita utarakan ternyata cerminan dari hati kita. Buruknya ucapan menandakan buruknya hati kita, sebaliknya, baiknya ucapan kita menandakan baiknya hati kita.

Rasulullah bersabda :
Orang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (HR Bukhari Muslim)
Kita harus sadar bahwa apa saja yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, dan ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatatnya.

Allah berfirman :
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Israa’ [17]: 36)

Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)

Alangkah baiknya untuk kita tidak sibuk mengurusi keburukan orang lain, lucunya ternyata keburukan kita juga diurus orang lain. Artinya kita tidak sadar bahwa selama kita membicarakan orang lain, dibalik itu juga kita dibicarakan oleh orang lain. Uruslah keburukan diri kita sendiri, perbaikilah selagi Allah masih memberikan waktu dan kesempatan.

Jadi, kemanapun kita pergi jangan lupa selalu membawa cermin untuk diri kita.